Pekarangan Pangan Lestari (P2L) Untuk Ketahanan Pangan Keluarga Ditengah Pandemi Covid 19

Panen sayur di pekarangan angota di KWT Berseri

Ditengah situasi mewabahnya pandemi virus Corona hingga saat ini, bisa terpastikan persoalan pangan dan ketahanan pangan keluarga menjadi trending topik isu yang tidak kalah menariknya dengan isu covid itu sendiri. Menjawab persoalan pangan ditengah terpaan pandemi Covid-19 saat ini, tentu peran sektor pertanian akan menjadi garda terdepan untuk memberikan jawaban.

Berdasarkan Undang –undang No 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Kabupaten Bogor dalam mengimplementasikan Undang – Undang Nomor 18 tahun 2012 tentang pangan di atur dalam Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Pernagkat Daerah maka urusan pangan dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan Pangan yang sebagaimana diatur dalam peraturan Bupati Nomor 61 Tahun 2016. Program Kegiatan Dinas Ketahanan Pangan  di tahun 2020 ada 5 (lima) Program yaitu;

  1. Program Pengembangan Konsumsi dan Penganekaragaman
  2. Program Pengembangan Pengawasan, Kerjasama dan Informasi Keamanan Pangan,
  3. Program Pengawasan dan Pengujian Pangan Segar
  4. Program Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
  5. Program Distribusi dan Cadangan Pangan

Salah satu program yang mendukung ketahanan pangan sebagai sumber pangan keluarga adalah program pengembangan Konsumsi dan Penganekaragaman dengan kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Kegiatan ini merupakan program kerja yang digagas oleh kementrian pertanian yang digerakan sejak tahun 2010 dengan nama Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang dilaksanakan didaerah oleh  oleh Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mendukung program pemerintah untuk penanganan daerah prioritas intervensi stunting dan /atau penanganan prioritas daerah rentan rawan pangan atau pemantapan daerah tahan pangan. Kegiatan ini dilakukan melalui pemanfaatan lahan pekarangan, lahan tidur dan lahan kosong yang tidak produktif, sebagai penghasil pangan dalam memenuhi pangan dan gizi rumah tangga, serta berorientasi pasar untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga. Untuk itu Mentan dalam berbagai kesempatan meminta kepada seluruh pemerintah daerah dari gubernur hingga tingkat desa, agar mendorong pemanfaatan pekarangan sebagai sumber pangan keluarga.

Manfaat Pekarangan Pangan Lestari (P2L) adalah sebagai berikut;

  1. Pemenuhan Pangan dan Gizi keluarga
  2. Peningkatan Perekonomian/pendapatan keluarga
  3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penanganan rawan pangan dan gizi

Kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) terbukti mampu membantu memenuhi kebutuhan pangan keluarga ditengah merebaknya wabah covid 19 yang terjadi saat ini. Kegiatan ini ternyata sangat dirasakan manfaatnya oleh  Kelompok Wanita Tani (KWT) Berseri, Desa Bojong Nangka, Kecamatan Gunung Putri yang merupakan salah satu binaan Dinas Ketahanan Pangan dalam kegiatan P2L.

Ketua KWT Berseri Jamilah mengungkapkan manfaat kegiatan P2L saat pandemi ketika ada social distancing dan pembatasan kegiatan   “ dikala tidak boleh keluar kelompok saya panen terus  walau dengan skala kecil/sedikit, saya kalau membutuhkan cabe, sayur tinggal petik dipekarangan dan untuk ikan lele tinggal ambil saja , bahkan saya bisa menjual bibit sayuran ke warga sekitar “

KWT Berseri ini adalah salah satu  kelompok yang telah mendapatkan bantuan program kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L)  dari Kementrian pertanian pada tahun 2019,  anggota KWT yang berjumlah lebih dari 30 orang ini mempunyai lahan demplot yang dikerjakan bersama  dan saung bibit di fasilitas umum (fasum) perumahan seluas 500 m, ditengah pandemi mereka semakin giat menanam berbagai macam sayuran seperti terong,pakcoy, sawi, kangkung, buncis, kacang panjang, cabe ,mentimun baik dilahan demplot maupun di pekarangan. Bahkan menariknya dan patut dicontoh meskipun anggota KWT ini  hanya sekitar 30 orang namun mereka mampu menularkan semangat menanam dipekarangan kepada warga perumahan, perumahan ini mempunyai 9 (sembilan) RT dan masing-masing mempunyai ciri khas tanaman pangan di pekaranganya seperti RT 01 temanya adalah Toga, Rt 02 pakcoy, rt 03 Seledri, Rt 04 caesim, Rt 05 cabe, Rt 06 Kangkung, Rt 08 Tomat dan Rt 09 sereh.  Sehingga ketika berjalan ke gang setiap RT kita bisa melihat di setiap pekarangan rimbun dengan tanaman pangan.  lahan demplot KWT pun dijadikan sarana edukasi bagi anak-anak Paud/TK disekitar. Bahkan ketua KWT dengan sumringah juga mengungkapkan bahwa anggota KWT saat lebaran kemarin pun sudah mendapatkan SHU dari kas kelompok mereka dari hasil penjualan bibit,  panen sayur dan ikan lele.

Senada dengan KWT berseri, KWT Bersatu di Kelurahan Nanggewer, kecamatan Cibinong, kelompok ini juga merupakan kelompok P2L binaan DKP yang aktif menanam di lahan demplot fasum perumahan seluas 1000 m, luas lahan ini dimanfaatkan KWT untuk menanam berbagai macam sayuran , hasil panen selain di konsumsi juga dijual kepada warga sekitar sehingga hasil penjualan dapat dimasukan ke dalam kas kelompok. Ketua KWT bersatu  Ani membeberkan bahwa banyak manfaat yang mereka dapatkan dari kegiatan P2L, motivasi dan semangat mereka untuk menata lahan demplot mereka menjadi indah membuktikan keseriusan KWT, untuk memberikan contoh kepada warga sekitar agar mau memanfaatkan pekarangan sehingga banyak orang yang berkunjung dan menjadi inspirasi warga lain untuk menerapkan hal yang serupa dipekarangan rumah mereka.

Selain KWT , Kader Ketahanan Pangan yang merupakan petugas  perpanjangan dari DKP juga sudah banyak yang  menerapkan P2L di rumahnya masing-masing sebagai contoh ketika memberikan edukasi pentingnya B2SA dengan memanfaatkan sumber pangan yang ada dipakarangan.

Semangat dan kiprah mereka ini semakin menguatkan bahwa bertani pun bisa dipekarangan yang terbatas tidak selalu harus luas  dan kita bisa berharap bahwa ketahanan pangan di tingkat keluarga dengan memanfatkan pekarangan sebagai sumber pangan keluarga merupakan langkah antisipasi krisis pangan adalah sangat mungkin asalkan ada kemauan dan dukungan dari berbagai pihak yang mempunyai tujuan yang sama . Tabel berikut ini analisa usaha berkebun dipekarangan dengan asumsi 70 Polybag setara dengan luas pekarangan 24 m2 dengan biaya per polybag sampai panen 1- 3 bulan tergantung jenis sayuran.