6 PRAKTIK KEBERSIHAN PANGAN SEDERHANA YANG SERING KITA ABAIKAN

Sumber : https://sains.kompas.com/

Bisa mengolah kudapan yang lezat dan bergizi tentu sangat membanggakan. Namun, menjaga kebersihan makanan selama proses memasak adalah yang utama. Pasalnya, bakteri jahat seperti salmonella bisa masuk ke dalam tubuh melalui daging dan sayuran yang masih segar. Dalam diskusi bertema Keamanan Pangan Hari Kesehatan Lingkungan Sedunia, Rabu (26/9/2018), di Jakarta, ahli pangan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Harsi Dewantari Kusumaningrum mengungkap bahwa kebersihan pangan di level rumah tangga masih menjadi masalah kesehatan yang dihadapi banyak keluarga Indonesia. Ia menambahkan, menyebarnya mikroba yang bisa membuat masalah pencernaan umumnya disebabkan oleh rendahnya higiene (praktik kebersihan) dan sanitasi. Menurut Harsi, kedua hal itu sebenarnya cukup sederhana, hanya saja tidak dipraktikkan. Untuk itu, Harsi menyarankan 6 higiene yang wajib dilakukan untuk keamanan pangan kita.

1. Pisahkan alat masak mentah dan matang

Langkah ini terdengar sepele dan sudah sering digaungkan kepada masyarakat sebagai salah satu cara hidup sehat. Namun Harsi menyoroti, hal ini tidak hanya sekedar membersihkan barang-barang yang sering kita gunakan untuk memasak.

“Pisahkan alat untuk makanan mentah dan matang. Karena pangan mentah ini membawa banyak bakteri,” ujar Harsi. “Jadi misal kita memotong daging segar, lalu kita menggunakan pisau yang sama untuk memotong roti yang langsung kita makan, ini bakterinya (dari daging) menyebar, bahaya”.

2. Aturan penempatan makanan di kulkas

Harsi menghimbau untuk tidak mencampur makanan matang dan mentah di area kulkas yang sama.

“Dalam kulkas ada caranya supaya menghindari kontaminasi silang. Jadi makanan yang sudah siap dimakan itu ditaruh paling atas. Nanti yang paling bawah itu sayuran mentah. Itu memang ada aturannya,” jelasnya.

3. Memasak dengan sempurna

Menurut Harsi, hal ini yang sering mengelabuhi masyarakat. Kebanyakan dari masyarakat menganggap bahwa mereka sudah memasak dengan benar, padahal ada yang perlu diperhatikan dalam hal memasak.

“Yang dimaksud masakan sempurna itu harus mencapai 74 derajat Celsius di titik tengah. Jadi kalau kita makan ayam goreng yang di tengah dagingnya masih lembek dan berwarna merah, itu perlu hati-hati, masaknya enggak matang,” ujarnya.

4. Batas makanan aman dikonsumsi 2 jam

Bagi yang masih suka memasak makanan hanya satu kali – makanan yang dimasak pagi masih dikonsumsi hingga malam – sebaiknya hentikan kebiasaan ini. Batas waktu makanan aman dikonsumsi hanya 2 jam setelah masak.

“Pada tingkat rumah tangga, makanan masih dalam keadaan bersih 2 jam setelah matang. Soalnya kalau lebih dari dua jam, bakteri dapat memperbanyak diri sampai pada jumlah yang menyebabkan pangan tidak aman dikonsumsi. Lebih baik memasak sesuai porsi yang dibutuhkan. Jadi kalau untuk makan malam, bahan disiapkan lalu dimasak sore hari,” jelas Harsi.

5. Simpan pada suhu yang aman

Pada pangan matang yang akan didinginkan, Harsi menyarankan untuk menyimpannya pada suhu dingin di bawah 5 derajat Celsius. Lalu untuk pangan yang disajikan panas, ia mengatakan untuk tetap menjaga makanan pada suhu tinggi di atas 60 derajat Celsius.

6. Gunakan air mengalir

Harsi mengatakan banyak masyarakat yang menggunakan air yang sama untuk pencucian lebih dari satu kali, misalnya mencuci peralatan makan dengan menggunakan satu sampai dua ember yang sama seperti pada pedagang kaki lima.

“Harus menggunakan air yang mengalir. Kalau penjual tidak menggunakan air yang mengalir kami tidak merekomendasikan itu aman,” ujar Harsi.

Isu tentang kebersihan pangan yang khususnya pada tingkat rumah tangga memang harus menjadi perhatian kita. Menurut data Kemenkes, penyebab keracunan pangan berdasarkan jenis pangannya, 36 persen berasal dari masakan rumah tangga.