Rakor Dewan Ketahanan Pangan
17-10-2019
23
Kabupaten Bogor berkomitmen membantu menguatkan ketahanan pangan nasional. Hal itu ditegaskan dalam rapat koordinasi (Rakor) Dewan Ketahanan Pangan yang dikomandoi Dinas Ketahanan Pangan (DKP) di Darmawan Park, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, “INI merupakan sarana koordinasi, evaluasi, dan konsultasi bagaimana para pemangku kepentingan yang berkaitan dengan ketahanan pangan bisa berikan pemikiran. Bagaimana Kabupaten Bogor ini masih sebagai salah satu wilayah yang bisa diandalkan di Jawa Barat untuk lumbung pangan,” ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Burhanudin, usai membuka rakor kemarin. Burhan menilai, tantangan dalam menjaga ketahanan pangan semakin berat musabab akses pangan tidak merata, perubahan iklim, skala usaha, serta sumber daya manusia (SDM) di bidang pertanian dan teknologi. Juga sarana dan prasarana pertanian yang belum memadai. “Karena ketahanan pangan ini bersifat general. Mesti ada gerakan yang juga ikut dalam menjaga ketahanan pangan,” cetusnya.
[caption id="attachment_2122" align="alignleft" width="582"] Sekertaris Daerah Kabupaten Bogor, Burhanudin[/caption]
Burhan menegaskan, ketahanan pangan bisa dicanangkan di satu kecamatan sebagai pilot project. Setiap instansi yang berkaitan dengan ketahanan pangan bisa melakukan kegiatan di wilayah percontohan tersebut. “Misal dinas pertanian kegiatannya apa, dinas peternakan apa, lalu penyuluh harus menyampaikan apa, pengairan juga. Kalau tidak begitu, siap–siap saja kita rawan pangan,” tukasnya.
Dia juga mewanti-wanti jangan sampai Bogor rawan pangan. Jika itu terjadi, maka bakal timbul banyak masalah baru. Seperti gizi buruk atau stunting. Karenanya, masyarakat harus turut berkontribusi dengan lebih mandiri menyediakan tambahan pangan sendiri. Sebagai contoh menanam bahan pangan di pekarangan rumah. “Cabai misalnya. Di pot saja cabai itu bisa ditanam, tidak usah beli ke pasar,” kata dia. Di tempat yang sama, Kepala DKP Kabupaten Bogor, Soetrisno, menjelaskan bahwa rakor ditutup dengan kesiapan tindakan berikutnya. “Siapa mengerjakan apa, di mana, dan kapan serta goal-nya jelas. Kecukupan pangan kita itu baru 61 persen, itu produk kita yang dikonsumsi oleh 5,8 juta penduduk. Sisanya kita masih butuh bantuan dari Cianjur, Indramayu, dan Karawang,” ungkapnya. Di sisi lain, kata dia, lahan di Kabupaten Bogor masih terbilang luas untuk menyimpan pangan. Untuk produk yang lainnya, Soetrisno meyakini Kabupaten Bogor sudah berlebih. Seperti daging ayam, domba, dan ikan. Ke depannya, program lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) terus ditingkatkan. Dia menargetkan peningkatan sebesar 20 persen. Kenaikan ini diyakini bisa mencukupi kebutuhan–kebutuhan warga bumi Tegar Beriman. “Kenapa selama ini tidak tercapai? Karena petani masih sistem tradisional. Kemudian irigasi dan porsi anggaran yang harus lebihditingkatkan,” pungkasnya. (Sumber Radar Bogor)
[caption id="attachment_2126" align="alignright" width="449"] Peserta Rakor Ketahanan Pangan yang diselenggarakan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor.[/caption]
[caption id="attachment_2119" align="alignnone" width="464"] Sekertaris Daerah Kabupaten Bogor, Burhanudin (kanan), Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Soetrisno (kiri) foto bersama tiga pemenang kategori Pasar Tradisional bersih dan layak.[/caption]